Sejarah Singkat PMII dan 13 Pendirinya di Indonesia
logo PMII |
Sejarah Singkat PMII dan 13 Pendirinya di Indonesia - NU memiliki banom-banom (badan otonom) yang salah satunya adalah PMII (Pergerakan Mahassiswa Islam Indonesia). Mari kita kulik bersama Sejarah Singkat PMII dan 13 Pendirinya di Indonesia. Next!.
Sejak IPNU mengadakan Kongres III pada 27-31 Desember 1958, IPNU membentuk DPT (Departemen Perguruan Tinggi) yang merupakan embrio dari lahrnya PMII. DPT ini dibentuk karena banyaknya anggota yang berlatar belakang mahassiswa. Sebenarnya dalam Kongres II IPNU, DPT sudah pernah disuarakan, namun karena kondisi IPNU yang belum memungkinkan dikarenakan lahirnya yang masih terlalu muda sekali, ide tersebut tidak ditanggapi serius.
Dalam Kongres selanjutnya, yaitu Konbes pada 14-16 Maret 1960 di Yogyakarta, PMII resmi terbentuk dan memiliki otonomi sendiri di luar struktural IPNU. Sebelum PMII terbentuk, ada beberapa wadah bagi mahasiswa-mahasiswa NU, antara lain: IMANO (Ikatan Mahasiswa Nahdlatoel Oelama) yang berada di Jakarta (1955), KMNO (Keluarga Mahasiswa Nahdlatoel Oelama) di Surakarta (1955), PMNO (Persatuan Mahasiswa Nahdlatoel Oelama), dan masih banyak lagi organisasi kemahasiswaan NU yang tersebar di beberapa daerah. Dari wadah-wadah tersebutlah IPNU membentuk DPT untuk mengakomodir mahasiswa-mahasiswa NU.
Bacalah: Sejarah Singkat Berdirinya HMI di Indonesia
Kemudian satu bulan setelah Konbes IPNU dan terbentuknya PMII, PMII (yang belum dinamai waktu itu) mengadakan musyawarah yang diadakan di Surabaya, tepatnya pada 14-16 April 1960. Dalam musyawarah tersebut fokus pembahasan tertuju pada penamaan organisasi dan Peraturan Dasar. Tepat tanggal 17 April 1960, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia resmi dijadikan sebagai nama organisasi dan pada tanggal itu pula yang dijadikan sebagai peringatan Hari Lahir PMII.
Nama PMII tersebut atas usulan dari delegasi Bandung dan Surabaya yang didukung oleh delegasi Surakarta. Sedangkan delegasi dari Yogyakarta mengusulkan nama Perhimpunan Persatuan Mahasiswa Ahlussunnah Wal Jamaah dan Perhimpunan Mahasiswa Sunni, di sisi lain delegasi Jakarta mengusulkan Ikatan Mahasiswa NU.
Belum sampai setahun, PMII mengadakan Kongres pertamanya yang bertempat di tawangmangu, Surakarta. Dalam Kongres I ini peserta terdiri dari 13 cabang PMII. Kemudian pada tahun 1963, PMII mengadakan Kongres II dan dihadiri 18 cabang baru, sehingga pada waktu itu PMII sudah memiliki 31 cabang.
Keinginan PMII untuk menjaga serta memelihara ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah merupakan sebuah ketegasan yang dipegangnya. Mengingat aspirasi mahasiswa-mahasiswa NU yang kurang terakomodir dalam organisasi mahasiswa Islam yang sudah ada sebelumnya.
Faktor-Faktor Lahirnya PMII
Dalam historinya, PMII lahir karena beberapa faktor, namun faktor-faktor tersebut bisa dirangkum dalam dua (2) faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut penjelasannya:
Bacalah: Sejarah Singkat IPNU di Indonesia
Faktor Internal
• Perbedaan Kebutuhan Antara Pelajar dan Mahasiswa
Integrasi antara pelajar dan mahasiswa dalam IPNU pada waktu itu kurang maksimal. Hal ini dikarenakan kebutuhan dua unsur ini yang berbeda. Di sisi lain target groups (bidang garap) dua unsur ini yang berbeda. Satunya keterpelajaran, satunya lagi kemahasiswaan yang pastinya tidak jauh dari politik praktis.
Faktor Eksternal
• Tokoh-Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Faktor eksternal ini dikarenakan tokoh-tokoh HMI yang banyak dekat dengan Masyumi. Tidak hanya dekat Masyumi, beberapa tokoh lainnya juga dekat dengan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Ini merupakan faktor kenapa PMII dibentuk secara terpisah dengan IPNU.
• Tidak Masuk dalam Konfederasi Organisasi Mahasiswa
Karena DPT pada waktu itu di bawah kendali IPNU, membuat DPT terbatasi geraknya. Hal inilah yang membuat DPT tidak diakui dalam PPMI (Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia), dan akhirnya menjadi dorongan untuk menjadikan DPT terpisah dengan IPNU.
• NU Butuh Kader Intelektual
Sebelum terbentuknya PMII, jabatan-jabatan strategis oleh NU diberikan kepada orang non-NU yang kemudian di-NU-kan. Sehingga dari itu NU membutuhkan kader-kader NU, khususnya mahasiswa-mahasiswa NU yang memiliki intelektualitas tinggi agar jabatan-jabatan strategis tersebut bisa diberikan kepada mereka.
• Underbow Partai NU
Sebelum NU kembali ke khittah 1927, NU merupakan partai politik. Pembentukan PMII ini ditujukan untuk memperkuat partai NU itu. Sebagian orientasinya terfokus pada politik praktis.
• Kondusifitas Bangsa dan Negara
Suasana kehidupan berbangsa dan bernegara waktu itu sangat kondusif untuk gerakan politik, hal ini membuat politik dijadikan sebagai panglima benar-benar menjadi kebijakan pemerintah Orde Lama. Di sisi lain, PMII sebagai komponen bangsa mau tidak mau harus berperan aktif dalam konstelasi politik seperti dan pada waktu itu.
Bacalah: 20 Pengertian Organisasi Secara Umum Menurut Para Ahli
Pendiri-Pendiri PMII
Dari Konbes IPNU tanggal 14-16 maret 1960 ada 13 tokoh yang dijadikan sebagai sponsor pendiri PMII. Berikut tokoh-tokoh tersebut:
1. Cholid Mawardi (Jakarta)
2. Said Budairy (Jakarta)
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. M. Makmun Syukri BA (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. H. Ismailo Makky (Yogyakarta)
7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suady HA (Surakarta)
9. Laily Mansur (Surakarta)
10. Abd. Wahad Jailani (Semarang)
11. Hisbullah Huda (Surabaya)
12. M. Cholid narbuko (Malang)
13. Ahmad Husain (Makassar)
13 tokoh di atas merupakan yang sampai sekarang dijadikan sebagai pendiri PMII. Mungkin cukup itu untuk pemaparan tentang Sejarah Berdirinya PMII di Indonesia beserta Faktor berdiri dan Pendirinya. Semoga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian. Terimakasih.
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/67358/sejarah-lahirnya-pmii
0 Response to "Sejarah Singkat PMII dan 13 Pendirinya di Indonesia"
Post a Comment