Pelajar Itu Bernama PKPT

pelajar-itu-bernama-pkpt
Logo PKPT IAI Ibrahimy


Absurditas kehidupan adalah keniscayaan yang harus tetap dijalani. Dengan segala dinamika yang ada, manusia harus mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia yang lambat laun semakin kompleks. Begitu juga dengan PKPT. Ia bukanlah surga bagi aktivis di dalamnya. Ia adalah jalan.

Semakin tua, sejak 2015 resmi disahkan, PKPT semakin dituntut untuk bertransformasi. Keadaannya semakin hari semakin terhimpit oleh kondisi dan situasi. PKPT menjadi sebuah tempat ditempanya mahasiswa NU, tempat dibentuknya mahasiswa NU untuk Nahdlatul Ulama umumnya dan IPNU pada khususnya.

Bacalah : Regenerasi Organisasi Adalah Ksatria

PKPT sebagai tempat merantau aktivis pelajar NU di wilayah perguruan tinggi menjadikan dirinya dipandang berbeda dengan Pimpinan-pimpinan yang lain (antara PR dan PAC). Mahasiswa sejak peristiwa reformasi dilabeli sebagai agen perubahan dan agen kontrol sosial. Selaras dengan IPNU sendiri, PKPT pun menjadi garda terdepan pengkaderan di tubuh Nahdlatul Ulama.

Hubbul wathan minal iman, adalah sepenggal lirik Mars Syubbanul Wathan yang merepresentasikan bahwa Nahdlatul Ulama sangat mencintai tanah air. Tapi PKPT bukan tanah air, ia benar-benar tanah perantauan. Bagaimana tidak, masa kuliah standarnya hanya 4 tahun dan maksimalnya 7 tahun. Artinya tidak mungkin kader PKPT sepanjang aktivitas organisasinya hanya di PKPT.

Maka dari itu, label PKPT adalah kawah candradimuka tepat bagi kader PKPT yang benar-benar mau berproses untuk membentuk jati dirinya. Meliputi spesialisasi struktural, seperti Departemen Organisasi, Departemen Kaderisasi dan lainnya, juga spesialisasi skill (keterampilan) yang dibutuhkan sebuah organisasi seperti halnya desainer, jurnalis, konseptor kegiatan dan lainnya.

PKPT adalah salah satu pilihan dari sekian banyak pilihan di Nahdlatul Ulama untuk membentuk jati diri. Dengan waktu berproses yang sangat terbatas (3-4 tahun), kader PKPT harus sadar akan perbedaan kaderisasi yang dilakukan di PKPT. Perbedaan kaderisasi juga akan mempengaruhi output kaderisasi.

Bacalah : Nasonalisme Gus Dur - Memanusiakan Manusia

Simplifikasi kaderisasi dalam PKPT terletak pada homoginitas kadernya, yakni sama-sama mahasiswa. Hal ini berpengaruh pada maksimalisasi pengkaderan yang relatif mudah, meski tetap terdapat hal-hal yang tidak mudah untuk dilalui. Homoginitas kader PKPT dengan perbedaan idealisme antar kader seharusnya dapat membuat transformasi bagi pemikiran dan tindakan organisasi.

“Idealisme merupakan kemewahan terakhir yang dimiliki mahasiswa”, kata Tan Malaka. Tanpa idealisme, mahasiswa tidak akan berkembang. Dinamisasi limitasi pengetahuan mahasiswa juga terpengaruh oleh dialektika-idealis yang terus menerus dilakukan, biasa kita sebut dengan diskusi. Dialektika horizontal sangat perlu untuk di-istiqamah-kan oleh mahasiswa demi memperluas wawasan.

PKPT sebagai pimpinan yang berbeda seperti yang tersebut di atas menuntut kader-kadernya benar-benar mencari jati diri, sehingga ketika pulang dari PKPT dan kembali ke tanah airnya (PR ataupun PAC), kader dapat menjadi motor, penggerak, inisiator, agen perubahan secara gradual sesuai dengan konteks tanah airnya.

Terakhir, penulis sampaikan bahwa semua yang terjadi di PKPT hanya perlu disyukuri, baik ataupun buruknya. Karena dinamika tidak pernah hilang, dan ketika hilang artinya PKPT mati (na'udzubillah). Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang sangat peduli dengan perkembangan Indonesia menuju majunya. IPNU adalah badan otonom yang memiliki tujuan yang sama dengan Nahdlatul Ulama, namun dengan konteks pelajar dan limitasi kemampuan pelajar. PKPT adalah bagian dari IPNU yang tetap menjadi garda terdepan Nahdlatul Ulama khususnya, dan Indonesia pastinya.

0 Response to "Pelajar Itu Bernama PKPT"